Serat bukan merupakan energi. Walaupun demikian serat mempengaruhi pencernaan komponen lain dalam makanan. Hal ini dapat terjadi, karena diet tinggi serat dalam makanan dapat meningkatkan pengeluaran lemak dan nitrogen dari dalam tubuh.
Di dalam serat terdapat zat yang disebut lignin. Zat ini merupakan bagian yang paling sukar dicerna. Sifat zat ini adalah menghambat pencernaan komponen serat lain.
Serat berfungsi untuk melunakkan feses dan meningkatkan volume feses. Berarti serat mempermudah buang air besar dan meningkatkan produksi gas usus. Pengeluaran feses seseorang dengan diet ( makan ) serat tinggi adalah sekitar 80 – 160 gram perhari. Sedang pada vegetarian kotoran yang dikeluarkan bisa mencapai 225 gram perhari. Seseorang yang semula hanya sedikit makan serat, akan mengalmi peningkatan berat feses kalau ia diberi diet serat dalam jumlah tinggi. Serat juga mempengaruhi waktu singgah makanan yang masuk kedalam pencernaan. Waktu singgah yang pendek tersebut terjadi akibat banyaknya air yang tertahan dalam rongga usus oleh bahan – bahan yang yang sulit dicerna.
Tindakan utama dari serat makanan adalah untuk mengubah sifat dari isi saluran pencernaan, dan untuk mengubah bagaimana nutrisi lainnya serta bahan kimia yang diserap. Pada saat makanan serat dikunyah di dalam mulut (sayuran atau buah-buahan), serat makanan tersebut dapat memaksimalkan kerja dari pharing pada organ awal dalam proses pencernaan. Setelah masuk ke dalam lambung serat makanan akan bercampur dengan makanan yang lainnya dan di saat yang bersamaan lambung memproduksi HCl, serat tidak mengalami pengasaman sehingga tidak mengalami perubahan bentuk sedangkan makanan yang tidak memiliki serat akan mengalami proses penguraian dan mengalami proses perubahan bentuk. Setelah melalui lambung, makanan masuk ke dalam usus halus dan disini serat makanan menyerap garam asam lemak. Serat makanan setelah masuk ke usus memiliki sifat dapat mengikat air, sehingga menyebabkan sisa-sisa makanan yang tidak tercerna oleh usus menjadi lebih berat, volume lebih besar, dan lebih lunak, sehingga memungkinkan untuk bergerak (peristaltik) melewati usus (saluran pencernaan) lebih cepat dan lebih teratur. Volume feses yang besar dan lunak menyebabkan feses mudah dikeluarkan tanpa mengalami kontraksi pada otot usus.
No comments:
Post a Comment