Japanese Particles

Particles in Japanese belong in a class by themselves. It is absolutely crucial for an understanding. It shows a relationship between words and also gives emphasis or meaning to sentences. Perhaps it is the most difficult aspect of language to learn, especially for me, a non-Japan people. But it is interesting to learn something new, although it may be hard for the first time.

So in case, I have a book (more like dictionary) that would help you in understanding Japanese particles."A Dictionary of Japanese Particles", was written down by Sue A. Kawashima. Covering over 100 particles in alphabetical order, fundamental particles that shown in bold face, detailed explanation, exercises, and featured by illustrations that will help beginners in understanding the particles.

Ikatan Peptida

Ikatan peptida merupakan suatu ikatan kovalen yang ditemui pada protein. Ikatan ini menggabungkan asam amino untuk membentuk rantai peptida, yang kemudian bergabung membentuk protein. 

Ketika suatu ikatan peptida terbentuk, sebuah molekul air akan hilang. Reaksi ini dinamakan reaksi kondensasi. Molekul air (H2O) diperoleh dari hilangnya gugus hidroksil (-OH) dari gugus karboksil dan atom hidrogen (H) dari gugus amino. Protein dapat dikatakan polipeptida, sebab protein sering berda dalam bentuk sepuluh atau bahkan ratusan asam amino yang telah bergabung membentuk rantai peptida. Hal ini berarti protein mengandung banyak ikatan peptida. 

Untuk memutuskan ikatan peptida, suatu reaksi hidrolisis (kebalikan dari reaksi kondensasi) dilakukan. Dalam hidrolisis, molekul air ditambahkan pada ikatan peptida. Gugus hidroksil (-OH) pada air akan berikatan dengan gugus karboksil dari asam amino dan atom hidrogen (H) akan berikatan dengan gugus amino. Energi bebas yang dihasilkan adalah 8-16 kJ/mol. 

Ikatan peptida merupakan suatu ikatan yang stabil, yang berarti mereka sulit untuk diputuskan. Stabilitas pada ikatan peptida ini diakibatkan resonansi dari amida. Efek resonansi ini sangat stabil dikarenakan elektron-elektron dapat didelokalisasi melalui berbagai atom. Ikatan rangkap C=N mengakibatkan pendeknya ikatan. Pendeknya ikatan ini akan meningkatkan stabilitas dan mengurangi rotasi pada ikatan. Oleh sebab itu, ikatan peptida pada protein sulit untuk diputuskan.

Kolesterol

KOLESTEROL

Kata kolesterol berasal dari bahasa Yunani Kuno chole- (air empedu) dan stereos (padatan) yang diikuti dengan akhiran –ol untuk alkohol, merupakan suatu sterol (modifikasi steroid) dan komponen struktural yang esensial pada membran sel hewan untuk membangun permeabilitas membran dan fluiditas yang baik. Kolesterol ((3β)-cholest-5-en-3-ol) mempunyai rumus kimia C27H45OH yang terdiri atas tiga bagian: ekor hidrokarbon, bagian struktur cincin yang terdiri dari 4 cincin hidrokarbon, dan gugus hidroksil. Adapun struktur dari kolesterol:

Kolesterol berbentuk bubuk putih seperti kristal yang larut dalam pelarut organik seperti aseton, benzena, kloroform, etanol, eter, heksana, isopropil miristat, dan metanol. Kolesterol memiliki berat molekul relatif 386, 65 g/mol, titik leleh 148-150 °C, dan titik didih 360 °C.